Kamis, 19 April 2012

tugas kewarganegaraan tentang politik di indonesia

Mantan Anggota KPU Masih Kuasai 29 Mobil Dinas
Sukma Indah Permana - detikNews
Jumat, 20/04/2012 12:09 WIB
Browser anda tidak mendukung iFrame


Jakarta
Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang sudah tidak menjabat lagi masih menyimpan mobil-mobil dinas yang pernah mereka gunakan. Hingga saat ini lebaga penyelengara pemilu itu belum bisa mengambil mobil dinas itu kembali.

"Sejak tahun 1999 masih ada 29 mobil di mantan anggota KPU, ketika diminta mereka bilangnya itu hibah," kata Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary, Jumat (20/4/2012).

Hal ini diungkapkan Hafiz dalam acara serah terima jabatan anggota KPU periode 2007-2012 kepada anggota KPU baru periode 2012-2017 di lantai dua Gedung KPU, Jl Imam Bonjol, Jakara Pusat.

Hafiz menyarankan anggota KPU yang baru untuk mengambil paksa atau mempidanakan mantan anggota KPU tersebut. "Tapi kalau memang tidak bisa (diambil), dihibahkan agar tidak berbebani," katanya.

Dalam acara tersebut Hafiz menyerahkan jabatannya kepada ketua KPU baru Husni Kamil Malik. Hafiz mendatangani surat serah terima jabatan kemudian bersalaman dengna Husni.













Ruhut Yakin KPK Bisa Selamatkan Partai Demokrat

Jum'at, 20 April 2012 10:06 wib
Ruhut Sitompul
Ruhut Sitompul
JAKARTA- Tersangka kasus suap proyek wisma atlet SEA Games Palembang, Muhammad Nazaruddin, akan menjalani sidang vonis hari ini di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).

Terkait hal itu, Ketua DPP Partai Demokrat (PD) Bidang Komunikasi dan Informasi Ruhut Sitompul berharap agar hakim di Pengadilan Tipikor bisa memberikan vonis yang adil bagi mantan bendahara Partai Demokrat itu.

"Partai Demokrat percaya kepada majelis hakim terhormat bahwa mereka akan putuskan yang terbaik buat sahabat saya (Nazaruddin)," ujar Ruhut saat dihubungi wartawan di DPR, Jakarta, Jumat (20/04/2012).

Muhammad Nazaruddin dituntut hukuman 7 tahun dan denda Rp300 juta subsider 6 bulan kurungan. Nazar terjerat dalam perkara suap Rp4,6 miliar terkait proyek senilai Rp191 miliar. Nazar dituding menerima suap yang diberikan PT Duta Graha Indah karena perusahaan tersebut mendapat proyek  berkat campur tangan Nazar.

Sementara itu, terkait dengan kasus-kasus dugaan korupsi lain yang juga melibatkan Nazaruddin, Ruhut mengatakan Partainya memercayakan semuanya pada KPK.

Kata Ruhut, Partai Demokrat yakin, bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di era kepemimpinan Abraham Samad ini mampu menyelamatkan partainya. "Kami yakin KPK di bawah Abraham Samad cs bisa menyelamatkan partai kami (PD) dan bisa membongkar kasus yang selama ini menjadi masalah di partai kami ini," tuturnya.

Sejumlah petinggi partai Demokrat memang kerap disebut Nazaruddin di persidangan. Di kasus Wisma Atlet, Nazar menyeret politikus Demokrat lainnya, Angelina Sondakh yang juga telah ditetapkan sebagai tersangka. Tak hanya itu, Nazar juga menyeret nama Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum.
Polisi Gerebek Industri Penampung BBM Bersubsidi
Headline
nasional - Jumat, 20 April 2012 | 02:10 WIB
Berita Terkait
http://i.inilah.com/www/delivery/lg.php?bannerid=650&campaignid=140&zoneid=353&loc=1&referer=http%3A%2F%2Fnasional.inilah.com%2Fread%2Fdetail%2F1852767%2Fpolisi-gerebek-industri-penampung-bbm-bersubsidi&cb=b158416af7

INILAH.COM, Makassar - Jajaran Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat (Polda Sulselbar) berhasil menggerebek dua perusahaan industri yang diduga menampung Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.


Dua perusahaan yang dimaksud adalah PT Jaya Makmur, perusahaan yang bergerak di bidang makanan ringan dan UD Bintang Mujur yang mengolah air mineral kemasan. Keduanya terletak di Jalan Salodong, Kecamatan Tallo, Kota Makassar.

Kepala Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Sulselbar, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Dani Wiswa Wardana, di Makassar Kamis (19/4/2012) mengatakan dugaan penyelewengan BBM bersubsidi ini sudah diintai. Hingga dilakukan penggerebekan pada Rabu (19/4/2012) kemarin.

" Kami mengamankan pimpinan perusahaan yang bernama Yacobus Samuel Anakota. Dia merupakan pemilik dari dua perusahaan itu," kata Dani saat dihubungi.

Polisi mengamankan sebanyak 600 liter BBM jenis solar dan 5000 liter oli bekas yang disimpan di dalam drum tangki. Sebanyak 5000 liter oli bekas ini disita karena dinilai dapat merusak dan mencemari lingkungan.

Dani menambahkan, saat dilakukan penggerebekan, pimpinan perusahaan tidak dapat menunjukkan surat izin penampungan oli bekas dari pemerintah setempat. " Mestinya, perusahaan yang menampung dan menyimpan oli bekas harus memiliki izin," terangnya.

Kuat dugaan, solar tersebut didapatkan dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Soalnya, pemilik perusahaan tidak dapat memperlihatkan kontrak dengan pertamina mengenai BBM. " Kasusnya masih status penyelidikan. Mengenai pimpinan perusahaan masih berstatus saksi untuk diperiksa," pungkasnya. [gus]


Jum'at, 20 April 2012


Top of Form
Bottom of Form









NASIONAL - HUKUM
Jum'at, 20 April 2012 , 04:48:00


JAKARTA - Sekretaris Fraksi PAN, Teguh Juwarno meminta KPK harus mengklarifikasi dan membuktikan kebenaran pernyataan  tersangka kasus dugaan suap alokasi Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (DPPID) dalam APBN  2011, Wa Ode Nurhayati, yang menuding Wakil Ketua DPR dari Fraksi PKS, Anis Matta turut serta dalam penentuan alokasi dana itu.

”KPK harus mengklarifikasi dan tidak boleh ada tebang pilih.  Kami percaya KPK akan bertindak objektif dan independen,” ujar Teguh Juwarno di Gedung DPR, Kamis (19/4).

Teguh juga mengkritik sikap KPK yang pada kasus-kasus tertentu terlihat gamang dan tidak ada kemajuan dalam penyelidikannya, seperti kasus suap pemilihan Deputi Gubernur BI dan  Kasus Wisma Atlet yang juga belum memeriksa Angelina Sondakh dan Miranda Gultom walau sudah dijadikan tersangka beberapa bulan lalu.

”Saat ini publik banyak mempertanyakan kinerja KPK yang terkesan gamang, khususnya dalam beberapa kasus korupsi. Kasus penetapan tersangka Anggelina Sondakh dan Miranda Gultom, kenapa lambat sekali dan tidak ditindaklanjuti dengan penahanan dan penyidikan,” tegasnya.

Sedangkan Wa Ode sendiri sangat menyesalkan penyidik KPK yan tidak juga menindaklanjuti pernyataanya itu. ”Saya harap KPK juga masuk pada korupsi sistem, karena korupsi person itu terkadang hanya konspirasi jaringan mafia senayan yang terganggu dengan orang per orang,” ujar Wa Ode melalui release email yang disampaikan tim kuasa hukumnya, Kamis (19/4).

Menurut Wa Ode, langkah KPK yang tidak juga membongkar sistem permainan anggaran di DPR tidak akan bisa masuk pada totalitas perbaikan anggaran di parlemen. ”Kalau KPK memelusuri sistem  anggaran di DPR maka KPK bisa masuk pada totalitas perbaikan anggaran di parlemen,  agar bisa dihentikan dan tidak menjadi budaya sistemik, yang melahirkan korban terus menerus. Bila KPK masuk pada sistem, tentu menjadi warning bagi eksekutif dan legislatif, untuk taat prosedur. Jadi menurut hemat saya hanya dengan itu cara meminimalisir korupsi dinegeri ini,” tambahnya.

Dilanjutkan Wa Ode, yang menyalah gunakan jabatan dalam kasus DPPID tahun 2011 sesuai fakta-fakta surat menyurat adalah pimpinan Panja Tamsil Linrung, Olly dan Wakil Ketua DPR yang membidangi anggaran Anis Matta. Bukti-bukti surat menyurat yang dimaksudkannya juga sudah diserahkan ke KPK.

”Penyalahgunaan wewenangnya jelas, dan kasar. Jadi bagaimana bisa anggota yang hanya hadir rapat seperti saya, berkuasa mengalokasikan dana itu. Tahu daerah mana yang dapat dan berapa jumlahnya saja saya tidak tahu, karena data-data itu jadi rahasia pimpinan,” tegasnya.

Dituturkan Wa Ode, modus permainan yang dilakukan dengan cara menolak simulasi yang dibuat pemerintah. ”Pemerintah membuat simulasi satuan tiga, atau besaran alokasi kabupaten kota dan propinsi, sesuai dengan sistem yang dbuat dan disepakati dalam rapat panja transfer daerah.

”Dalam simulasi ini, semua kabupaten kota yang memenuhi sistem mendapat alokasi, yang tidak memenuhi kriteria, tidak mendapat alokasi. Ini simulasi yang sangat adil proporsional dari pemerintah. Namun simulasi ini kemudian ditolak para pimpinan panja daerah, yakni Tamsil dan Oli tanpa melalui rapat panja,” ungkap Wa Ode.

Kemudian, menurut Wa Ode, keduanya mengubah semua sistem yang disepakati dalam rapat panja, dan membuat alokasi hanya dengan duduk berempat diantara pimpinan banggar, karena dalam satuan tiga ilegal itu dtandatangani oleh 4 pimpinan banggar,” ujarnya lagi.

Setelah menolak simulasi pemerintah dan mengubah sistem, urai wa Ode lagi, mendadak digelar rapat internal yang dipimpin Melchias Markus Mekeng lalu menyampaikan dalam rapat kalau ia telah meminta Anis Matta untuk menyurati Menkeu RI agar menanda tangani PMK.

”Karena banggar tidak akan rapat lagi alias yang dibuat 4 pimpinan itu adalah telah final. Mereka menolak tanpa alasan, karena penolakan tanpa melibatkan forum rapat panja. Kan sudah jelas kalau ini melanggar tatib karena dalam tatib pimpinan dalam fungsi koordinasi sekalipun tidk boleh memveto rapat-rapat, karena pada intinya legitimasi masing-masing postur itu disahkan dalam rapat panja dulu, baru ke rapat badan. Tugas pimpinan hanya finalisasi, tidak boleh merubah apapun. Tapi apapun itu, saya siap jadi martir  asal KPK konsisten pada semangat pemberantasan korupsi. Tidak hanya masuk pada kreatifitas korupsi populis semata, tanpa kesimpulan, dan korupsi tetap saja merajalela, dan para calo bergentayangan di DPR,” pungkas Wa Ode mengakhiri keterangan panjang lebarnya itu.

Sebelumnya Wa Ode yang menuding Anis Matta yang juga Sekjen PKS terlibat dalam penentuan alokasi dana DPPID dengan melegitimasi keputusan pengalokasian dana DPPID itu bersama dua pimpinan Banggar DPR, yaitu Tamsil Linrung dari Fraksi PKS dan Olly Dondokambey dari Fraksi PDI-P. ”Jelas dalam proses surat-menyurat, dalam sisi administrasi, yang kemudian merugikan kepentingan daerah, dimulai dari Anis Matta. Di mana, Anis Matta cenderung memaksa meminta tanda tangan Menteri Keuangan (Menkeu) untuk menandatangani surat yang bertentangan dengan rapat Banggar," tegas Wa Ode Nurhayati usai menjalani pemeriksaan penyidik KPK, Rabu (18/4).

Ia pun menuding Anis Matta memaksa Menteri Keuangan untuk menandatangani surat yang bertentangan dengan keputusan rapat Banggar. Langkah Anis ini tegasnya jelas telah melanggar kewenangannya sebagai Wakil Ketua DPR. “Tugas Anis Matta sebagai pimpinan DPR yang membidangi Badan Anggaran. Jadi seluruh prosedural anggaran dan pertimbangannya tentu beliau harus bertanggung jawab,” katanya di KPK. (ind)
















Koalisi Abaikan PKS hingga 2014



Friday, 20 April 2012
JAKARTA – Spekulasi mengenai sanksi terhadap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) belum juga jelas. Hingga kini tiga menteri dari PKS yang sebelumnya disebut- sebut bakal diganti belum terusik.

Namun, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok menilai bahwa saat ini PKS sebenarnya sedang menjalani sanksi atas pelanggaran kontrak koalisi karena sikapnya yang membelot dari pemerintah saat paripurna terkait rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).“Sanksinya adalah tak pernah diundang rapat hingga 2014,” beber Mubarok kepada SINDOkemarin.

Menurut dia, pengabaian terhadap PKS sudah menjadi kesepakatan bersama antarpartai koalisi. Dengan kata lain, keberadaan PKS dianggap tidak ada lagi dalam komposisi anggota koalisi pendukung pemerintah.Di situlah secara etika dan moral PKS akan menjalani sanksinya karena tidak mau tegas menyatakan mundur dari koalisi.“Memang enak dicuekin,” sindir Mubarok. Lalu bagaimana dengan keberadaan tiga menteri dari kader PKS? Mubarok tidak mau berkomentar lebih
jauh karena itu hak prerogatif presiden.

Tetapi, secara etika PKS akan menerima penilaian publik atas posisinya yang tidak jelas itu. “Mereka lagi adu tebal muka,”ujarnya. Sekretaris Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN) Teguh Jjuwarno mengatakan, tidak ada sanksi tegas terhadap PKS tentu akan memancing partai koalisi lain untuk mencoba- coba berhadapan dengan pemerintah ketika ada kebijakan yang tidak populis. Karena itu,dia berharap Presiden bisa memberikan keputusan agar ada kepastian di koalisi.

“Namun, keputusan itu apa, biar Presiden yang menentukan,” ucapnya. Sekretaris Fraksi PKS DPR Abdul Hakim enggan menanggapi semua hal terkait koalisi. Dia malah menyarankan agar membicarakan tema lain jika ada yang hendak ditanyakan. Sementara itu, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gun Gun Heryanto menilai,saat ini SBY dan PKS sama-sama memainkan “floating strategy”.

Mereka sama- sama mengambangkan pilihan-pilihan politik karena sama-sama tidak mau ambil risiko dari kemungkinan “turbulensi” lanjutan jika mereka mengambil opsi yang tegas. Menurut dia, SBY punya kepentingan landing dari jabatannya tanpa turbulensi berarti atau jikapun terdapat guncangan, dia masih bisa mengendalikan kekuasaan dengan cara tarik-ulur kekuatan yang ada di Setgab.

Bagi SBY, sekarang hingga 2014 akan lebih mengutamakan landing dengan selamat. “Nah ‘floating strategy’ ini terlihat dari sejak paripurna hingga sekarang, publik tidak pernah mendapatkan pilihan tegas sikap SBY menyangkut eksistensi PKS di koalisi,”katanya. Sementara bagi PKS, kata dia,

“floating strategy” ini tentu digunakan karena PKS mengetahui benar karakteristik kepemimpinan SBY yang tidak suka di luar “zona nyaman kekuasaan”. PKS akan menunggu posisi politik dikeluarkan daripada sukarela keluar dari koalisi karena posisi dikeluarkan akan menjadi isu seksi untuk rahmat
_dikapitalisasi bagi “political marketing” PKS menuju 2014.   

Kamis, 10 November 2011

Energi Alternatif Ubi Kayu menjadi Bioetanol

Latar Belakang

Ubi kayu atau singkong (Mannihot esculenta) berasal dari Brazil, Amerika Selatan, menyebar ke Asia pada awal abad ke-17 dibawa oleh pedagang Spanyol dari Mexico ke Philipina. Kemudian menyebar ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Ubi kayu merupakan makanan pokok di beberapa negara Afrika. Di samping sebagai bahan makanan, ubi kayu juga dapat digunakan sebagai bahan baku industri dan pakan ternak. Ubinya mengandung air sekitar 60%, pati 25-35%, serta protein, mineral, serat, kalsium, dan fosfat. Ubi kayu merupakan sumber energi yang lebih tinggi dibanding padi, jagung, ubi jalar, dan sorgum.

Tujuan
  1. Mengetahui cara mengolah ubi kayu menjadi bioetanol.
  2. Mengetahui prospek pengembangan bioetano bioetanol.dari ubi kayu
  3. Mengetahui potensi pengembangan bioetanol dari ubi kayu di provinsi Bengkulu.
Rumusan masalah
  1. Bagaimanakah cara mengolah ubi kayu menjadi bioetanol?
  2. Bagaimana prospek pengembangan bioetanol dari ubi kayu
  3. Bagaimana potensi pengembangan ubi kayu di Provinsi Bengkulu?
Metode Penulisan

Isi materi
Sumber dan Bahan
Ubi kayu atau singkong (Mannihot esculenta) berasal dari Brazil, Amerika Selatan, menyebar ke Asia pada awal abad ke-17 dibawa oleh pedagang Spanyol dari Mexico ke Philipina. Kemudian menyebar ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Ubi kayu merupakan makanan pokok di beberapa negara Afrika. Di samping sebagai bahan makanan, ubi kayu juga dapat digunakan sebagai bahan baku industri dan pakan ternak. Ubinya mengandung air sekitar 60%, pati 25-35%, serta protein, mineral, serat, kalsium, dan fosfat. Ubi kayu merupakan sumber energi yang lebih tinggi dibanding padi, jagung, ubi jalar, dan sorgum.
Singkong diolah menjadi bioetanol, pengganti premium. Menurut Dr Ir Tatang H Soerawidjaja, dari Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB), singkong salah satu sumber pati. Pati senyawa karbohidrat kompleks. Sebelum difermentasi, pati diubah menjadi glukosa, karbohidrat yang lebih sederhana. Untuk mengurai pati, perlu bantuan cendawan Aspergillus sp. Cendawan itu menghasilkan enzim alfamilase dan glukoamilase yang berperan mengurai pati menjadi glukosa alias gula sederhana. Setelah menjadi gula, baru difermentasi menjadi etanol.
Sejak lima tahun terakhir Indonesia mengalami penurunan produksi minyak nasional yang disebabkan menurunnya secara alamiah (natural decline) cadangan minyak pada sumur-sumur yang berproduksi. Di lain pihak, pertambahan jumlah penduduk telah meningkatkan kebutuhan sarana transportasi dan aktivitas industri yang berakibat pada peningkatan kebutuhan dan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM). Untuk memenuhi kebutuhan BBM tersebut, pemerintah mengimpor sebagian BBM. Menurut Ditjen Migas, impor BBM terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari 106,9 juta barrel pada 2002 menjadi 116,2 juta barrel pada 2003 dan 154,4 juta barrel pada 2004. Dilihat dari jenis BBM yang diimpor, minyak solar (ADO) merupakan volume impor terbesar setiap tahunnya. Pada 2002, impor BBM jenis ini mencapai 60,6 juta barrel atau 56,7 % dari total, kemudian meningkat menjadi 61,1 juta barrel pada 2003 dan 77,6 juta barrel pada 2004.
Untuk mencukupi kebutuhan pabrik komersial bioetanol yang merupakan bahan baku utama gasohol (bahan bakar campuran bensin dan etanol) B2TPBBPT saat ini memiliki fasilitas pengkajian dan pengembangan produksi bioetanol menggunakan bahan baku berpati. Agar produksi bioetanol dapat terus meningkat, Departemen Pertanian harus bersikap proaktif, yakni mendorong para petani untuk menggenjot produksi aneka bahan baku, termasuk ubi kayu, ubi jalar,sagu, dan tebu. Pengembangan gasohol perlu dikembangkan, karena bukan hanya dapat mengurangi konsumsi bensin, melainkan juga berdampak pada emisi gas buang kendaraan yang lebih bersih dan ramah lingkungan. Beberapa negara yang sudah mulai menggunakan gasohol berbasis alkohol nabati adalah Amerika Serikat, Swedia, Perancis, Brasil, dan India. Mulai sekarang Indonesia harus mengembangkan gasohol. Apalagi, sumber daya hayati berkarbohidrat yang kita miliki sangat berlimpah.
            Disisi lain, kendaraan yang beroperasi di Indonesia kebanyakan berbahan bakar bensin dan solar yang berasal dari energi fosil. Menurut Nuralamsyah (2005), konsumsi bahan bakar minyak (BBM) secara nasional mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Secara keseluruhan konsumsi BBM selama tahun 2004 mencapai 61,7 juta kiloliter, dengan rincian 26,9 juta kiloliter minyak solar, 16,2 juta kiloliter premium, 11,7 juta kiloliter minyak tanah, 5,7 juta kiloliter minyak bakar, dan 1,1 juta kiloliter minyak diesel. Padahal kemampuan produksi bahan bakar minyak di dalam negeri hanya sekitar 44,8 juta kiloliter, sehingga sebahagian kebutuhan bahan bakar di dalam negeri harus diimpor. Setiap bulan, impor minyak mentah dan BBM mencapai 1,5 Milyar dollar AS atau sekitar 15 Triliyun rupiah.
            Cadangan energi fosil kita semakin hari semakin berkurang, sedangkan kebutuhannya terus meningkat. Fakta ini membuka peluang penggunaan energi terbarukan seperti biodiesel dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Selain semakin menipisnya jumlah cadangan bahan bakar fosil, alasan penting lain untuk mengurangi penggunaannya adalah masalah kerusakan lingkungan, harga yang terus melambung, dan beban subsidi yang semakin besar.


Cara mengolah ubi Kayu menjadi Bioetanol
125 kg singkong segar dikupas, semua jenis dapat dimanfaatkan. Bersihkan dan cacah berukuran kecil-kecil. Singkong yang telah dicacah dikeringkan hingga kadar air maksimal 16%. Persis singkong yang dikeringkan menjadi gaplek. Tujuannya agar lebih awet sehingga produsen dapat menyimpan sebagai cadangan bahan baku. Masukkan 25 kg gaplek ke dalam tangki stainless steel berkapasitas 120 liter, lalu tambahkan air hingga mencapai volume 100 liter. Panaskan gaplek hingga 100 oC selama 0,5 jam.
Aduk rebusan gaplek sampai menjadi bubur dan mengental. Dinginkan bubur gaplek, lalu masukkan ke dalam tangki sakarifikasi. Sakarifikasi adalah proses penguraian pati menjadi glukosa. Setelah dingin, masukkan cendawan Aspergillus yang akan memecah pati menjadi glukosa. Untuk menguraikan 100 liter bubur pati singkong, perlu 10 liter larutan cendawan Aspergillus atau 10% dari total bubur. Konsentrasi cendawan mencapai 100-juta sel/ml. Sebelum digunakan, Aspergillus dikulturkan pada bubur gaplek yang telah dimasak tadi agar adaptif dengan sifat kimia bubur gaplek. Cendawan berkembang biak dan bekerja mengurai pati.
Dua jam kemudian, bubur gaplek berubah menjadi 2 lapisan: air dan endapan gula. Aduk kembali pati yang sudah menjadi gula itu, lalu masukkan ke dalam tangki fermentasi. Namun, sebelum difermentasi pastikan kadar gula larutan pati maksimal 17-18%. Itu adalah kadar gula maksimum yang disukai bakteri Saccharomyces untuk hidup dan bekerja mengurai gula menjadi alkohol. Jika kadar gula lebih tinggi, tambahkan air hingga mencapai kadar yang diinginkan. Bila sebaliknya, tambahkan larutan gula pasir agar mencapai kadar gula maksimum.
Tutup rapat tangki fermentasi untuk mencegah kontaminasi dan Saccharomyces bekerja mengurai glukosa lebih optimal. Fermentasi berlangsung anaerob (tidak membutuhkan oksigen). Agar fermentasi optimal, jaga suhu pada 28-32 oC dan pH 4,5-5,5. Setelah 2-3 hari, larutan pati berubah menjadi 3 lapisan. Lapisan terbawah berupa endapan protein. Di atasnya air, dan etanol. Hasil fermentasi itu disebut bir yang mengandung 6-12 % etanol.
Sedot larutan etanol dengan selang plastik melalui kertas saring berukuran 1 mikron untuk menyaring endapan protein. Meski telah disaring, etanol masih bercampur air. Untuk memisahkannya, lakukan destilasi atau penyulingan. Panaskan campuran air dan etanol pada suhu 78 oC atau setara titik didih etanol. Pada suhu itu etanol lebih dulu menguap ketimbang air yang bertitik didih 100 oC. Uap etanol dialirkan melalui pipa yang terendam air sehingga terkondensasi dan kembali menjadi etanol cair.
Hasil penyulingan berupa 95% etanol dan tidak dapat larut dalam bensin. Agar larut, diperlukan etanol berkadar 99% atau disebut etanol kering. Oleh sebab itu, perlu destilasi absorbent. Etanol 95% itu dipanaskan 100 oC. Pada suhu itu, etanol dan air menguap. Uap keduanya kemudian dilewatkan ke dalam pipa yang dindingnya berlapis zeolit atau pati. Zeolit akan menyerap kadar air tersisa hingga diperoleh etanol 99% yang siap dicampur dengan bensin. Sepuluh liter etanol 99%, membutuhkan 120-130 liter bir yang dihasilkan dari 25 kg gaplek.

Pemanfaatan Bioetanol
  • Sebagai bahan bakar substitusi BBM pada motor berbahan bakar bensin; digunakan dalam bentuk neat 100% (B100) atau diblending dengan premium (EXX)
  • Gasohol s/d E10 bisa digunakan langsung pada mobil bensin biasa (tanpa mengharuskan mesin dimodifikasi).
Sumber Karbohidrat
Hasil Panen Ton/ha/th
Perolehan Alkohol
Liter/ton
Liter/ha/th
Singkong
25 (236)
180 (155)
4500 (3658)
Tetes
3,6
270
973
Sorgum Bici
6
333,4
2000
Ubi Jalar
62,5*
125
7812
Sagu
6,8$
608
4133
Tebu
75
67
5025
Nipah
27
93
2500
Sorgum Manis
80**
75
6000
*) Panen 2 ½ kali/th; $ sagu kering; ** panen 2 kali/th. Sumber: Villanueva (1981); kecuali sagu, dari Colmes dan Newcombe (1980); sorgum manis, dari Raveendram; dan Deptan (2006) untuk singkong; tetes dan sorgum biji (tulisan baru)

Contoh Industri yang mengelola Bioetanol
Ethanol (Ethyl Alkohol-C2H5-OH) sudah dikategorikan sebgai energi komersial atau energi teknis karena telah mencapai kematangan teknis dan kematangan komersial dengan Brasil sebagai produsen ethanol terbesar di dunia. Saat ini perusahaan-perusahaan otomotif sudah memproduksi mobil dengan bahan bakar ethanol seperti Volswagen AG. Bahkan di Brasil telah mengembangkankan pesawat terbang kecil EMB 202, yang merupakan pesawat terbang pertama di dunia menggunakan bahan bakar ethanol (alcohol) dan saat ini lebih dari 300 pesawat terbang kecil di Brasil telah memakai ethanol sebagai bahan bakar.
Bioethanol merupakan bahan bakar alternatif pengganti premium dan pertamax, sehingga pemakaiannya akan menghemat devisa. Bioethanol dapat dihasilkan dari tetes tebu, singkong, jagung, sorghum maupun aren, sehingga merupakan energi yang dapat diperbaharui. Selain itu gas buang dari mesin yang menggunakan bioethanol mempunyai emisi yang lebih rendah disbanding dengan minyak premium maupun pertamax.Pada umumnya mesin yang bisa memproses bahan bakar ethanol disebut Flex-Fuel dan mesin yang menggunakan bahan bakar minimal nilai octan 90 dapat juga dikonversi pemakaian bahan bakarnya dengan komposisi Premium 80%-90% (perkiraan nilai octan 88) ditambah ethanol 10%-20% (dengan nilai octan 129) sehingga dapat menghasilkan nilai octan 91-93.
Saat ini di Indonesia telah dibangun beberapa pabrik bioethanol plant dengan kapasitas mulai dari 300 liter/hari dengan system batch sampai dengan 600 ton/hari dengan system kontinyu sebagai langkah awal untuk pengembangan selanjutnya ke skala komersial. Keputusan kebijakan untuk menentukan kelayakan penggunaan bioethanol secara umum perlu dilandasi suatu kajian yang mendalam dengan mempertimbangkan penguasaan teknologi, nilai ekonomis, kontinyuitas suplai dan manfaat lain dari penggunaan bioethanol tersebut.
Ethanol saat ini berasal dari beberapa sumber, Brasil dari tebu, Amerika Serikat dari jagung, sedangkan di Indonesia umumnya berasal dari tebu, sorghum, singkong termasuk oleh BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) dan PT Blue Indonesia mengembangkan dari aren (airnira) dan nipah. Dengan pengembangan teknologi dari PT Blue Indonesia telah berhasil menciptakan alat distilasi berukuran kecil dan mobile dengan kapasitas 500liter/hari-1500liter/hari (dengan ukuran 2.5m x 0.8 m x 0.5m : kadar output ethanol, 85 %, 95 % dan 98 %) dengan bahan baku dari hasil sadap pohon aren. Alat yang diciptakan PT Blue Indonesia sangat praktis dan cocok dioperasikan oleh masyarakat untuk skala home industri dengan kapasitas 100 l/hari – 1000 l/hari) dengan memakai bahan yang murah dan praktis.
Potensi tanaman aren di Sulawesi Utara.
Menurut Johan Susilo,ST. Direktur Utama PT Blue Indonesia yang telah mengembangkan industri bio-etanol Sulawesi Utara, pada Workshop Budidaya dan Pemanfaatan Aren untuk Bahan Pangan dan Energi, Kamis, 6 Desember 2007 di gedung BPPT II.Tanaman aren merupakan salah satu tanaman hutan/perkebunan yang memiliki fungsi sebagai sumber pendapatan dan tanaman konservasi tanah dan air. Tanaman aren di Sulawesi Utara pada umumnya masih tumbuh liar dan hanya sebagian kecil yang telah ditanam pada daerah aliran sungai atau jurang. Luas areal pertanaman aren di Sulawesi Utara hingga tahun 2004 mencapai 2.942 ha yang tersebar di 7 kabupaten dan 44 kecamatan. Peluang pengembangan dan perluasana areal penanaman baru di Sulawesi Utara masih dapat dilaksanakan. Disampig itu dilaksankan intensifikasi untuk beberapa areal pertanaman yang masih belum teratur pola tanamnya. Peluang pengembangan produk tanaman aren dilakukan dengan cara-cara seperti optimalisasi produk, penggunaan teknologgi dan pengembangan pasar. Jenis produk yang potensial dan mempunyai peluang export adalah alkohol teknis, gula semut, gula merah, alkohol untuk bahan bakar dan minuman beralkohol. Kondisi iklim dan tanah Sulawesi Utara sebagian besar sangat besar sangat sesuai dengan syarat tumbuh aren.
Berdasarkan data lapangan yang ada, diperkirakan terdapat 300-400 pohon per ha, dimana jumlah tanaman yang produktif antara 100-150 pohon per ha dengan perkeiraan jumlah nira rata-rata 25 liter/pohon/hari atau 11/032.500 liter perhari apabila dikonversi ke ethanol setara dengan 735.500 liter perhari atau 264.780.000 liter ethanol pertahun.
Kesimpulan
  1. Tanaman Ubi Kayu (manihot esculenta) dapat digunakan sebagai bahan       penghasil bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan
  2. .Tanaman Ubi Kayu memiliki prospek yang sangat bagus di Provinsi Bengkulu

Kamis, 03 November 2011


Pencemaran udara akibat kendaraan bermotor di daerah subang 

  Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kabupaten Sleman, Ephipana Kristiyani mengungkapkan, ada tiga jenis kegiatan yang berakibat pada penurunan kualitas udara di kabupaten ini, yakni industri, transportasi dan kegiatan rumah tangga. Jika hal tersebut tidak ditangani secara serius, maka akan berdampak buruk bagi kelestarian lingkungan.
“Namun, untuk wilayah perkotaan, sektor transportasi yang paling berpengaruh. Tiap tahun, laju pertumbuhan kendaraan bermotor selalu meningkat,” ungkapnya disela uji petik emisi gas buang kendaraan bermotor di halaman parkir lapangan Denggung, SlemanRabu (20/4).
Ephipana melanjutkan, kendaraan bermotor yang tidak melakukan perawatan secara rutin, semakin menambah polusi udara yang tinggi. Oleh karena itu, pihaknya menganjurkan pemilik kendaraan bermotor agar peduli terhadap kendaraannya. Makanya, dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Sleman ke-95 ini, kami targetkan 650 kendaraan roda empat untuk di uji petik emisi gas buangnya,” imbuhnya.
Dari uji petik emisi gas buang ini, imbuhnya, diketahui tingkat penataan terhadap nilai ambang batas emisi gas buang, sehingga bisa dijadikan rujukan ulang untuk mengambil kebijakan. “Selain untuk mengetahui tingkat ambang batas setiap kendaraan, khususnya roda empat, uji emisi ini juga sebagai bahan menganalisis dan mengevaluasi hasil uji sebagai masukan untuk penyusunan kebijakan,” imbuhnya.
Kendati demikian, hal yang paling penting ialah tumbuhnya kesadaran para sopir maupun pemilik kendaraan dalam merawat kendaraan. Dengan perawatan rutin, mampu memperpanjang usia kendaraan dan menghemat bahan bakar. “Pada akhirnya, dapat mengendalikan pencemaran udara karena penggunaan bahanSementara salah satu sopir kendaraan yang diuji petik gas buang, Sugiyarto, mendukung dengan kegiatan ini. Pasalnya, hasil uji emisi bisa menjadi tolak ukur bagi pemilik kendaraan. “Kan tadi dikasih rekapan hasil dan rekomendasinya. Bagus, saya senang karena diperingatkan untuk merawat rutin dan diberi petunjuk mengenai perawatannya,” terangnya. bakar tidak boros,” ungkap Ephipana. Untuk mendukung pengurangan polusi akibat kendaraan, KLH Sleman juga akan melombakan uji petik emisi gas buang. Khususnya, bagi mobil-mobil dinas di lingkungan Kabupaten Sleman.